Ayat Kursi - Surah Al-Baqarah 255
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Ayat Kursi – Surah Al-Baqarah 255 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 15 Rabi’ul Awwal 1444 H / 11 Oktober 2022 M.
Download kajian sebelumnya: Keutamaan Berinfak – Surah Al-Baqarah 254
Ayat Kursi – Surah Al-Baqarah 255
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, yang tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha berdiri sendiri, Allah tidak ditimpa ngantuk tidak pula tidur. Milik Allah lah semua yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang bisa memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izinNya? Allah mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak bisa meliputi sedikitpun dari ilmu Allah kecuali dengan apa yang Allah kehendaki. Dan Kursi Allah meluasi langit dan bumi. Dan tidak membuat Allah lelah untuk menjaga keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah[2]: 255)
Dari ayat ini kita ambil faedah:
Penetapan 5 nama Allah
Dalam satu ayat Allah menyebutkan lima nama sekaligus, dimana ini merupakan nama-nama yang agung. Lima nama itu yaitu:
- Allah. Ini merupakan nama yang paling agung, yang berasal dari kata Al-Ilah.
- Al-Hayy (Yang Maha Hidup). Dan tentunya hidupnya Allah berkonsekuensi kepada seluruh sifat.
- Al-Qayyum (Yang bersendirian dalam mengurus makhlukNya). Artinya Allah tidak membutuhkan bantuan siapapun.
- Al-‘Aliy (Yang Maha Tinggi), baik tinggi Dzatnya ataupun tinggi kedudukannya.
- Al-Adzim (Yang Maha Besar/Agung). Dimana Allah yang paling besar dari segala-galanya.
Ini lima nama yang Allah sebutkan di dalam Ayat Kursi ini.
Penetapan Allah bersendirian dalam uluhiyah
Uluhiyah yaitu yang disembah/diibadahi, yang mempunyai makna bahwa semua ibadah hanya untuk Allah; berupa doa, tawakal, istighatsah, isti’anah, semua ibadah hanya untuk Allah. Itu ditunjukkan oleh firmanNya: “Allah yang tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia saja.”
Membatalkan tata cara kaum Musyrikin
Ayat ini membatalkan tata cara kaum Musyrikin yang mempersekutukan Allah dan menjadikan bersama Allah tuhan-tuhan yang lain yang disembah. Padahal orang-orang Musyrikin meyakini bahwa yang menciptakan langit dan bumi Allah, yang memberikan rezeki Allah, yang memberikan manfaat dan mudharat hanya Allah, yang mengatur alam semesta hanya Allah. Tapi keyakinan mereka ini tidak ada manfaatnya ketika mereka memalingkan ibadah kepada selain Allah. Dimana mereka berdoa kepada Latta dan Uzza. Dan lucunya lagi orang-orang Musyrikin mengatakan:
… مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ…
“Kami tidak beribadah kepada Latta ‘Uzza, kecuali agar mereka mendekatkan kami kepada Allah.” (QS. Az-Zumar[39]: 3)
Jadi kalau mereka ditanya apakah Latta yang menciptakan langit dan bumi? Mereka akan menjawab tidak, yang menciptakan langit dan bumi itu Allah. Tapi kemudian mereka berdoa kepada Latta ‘Uzza.
Menurut mereka selama yakin Allah yang menciptakan langit dan bumi itu sudah dianggap tauhid. Adapun kemudian memalingkan ibadah kepada selain Allah, mereka menganggap itu tidak termasuk syirik. Inilah tauhidnya kaum Musyrikin.
Berbeda dengan tauhidnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang mengatakan bahwa kalau kamu meyakini bahwa pencipta langit dan bumi hanyalah Allah, yang memberi rezeki hanyalah Allah, harusnya ibadah hanya untuk Allah, berdoa hanya kepada Allah.
Jadi kesalahan orang-orang Musyrikin bukan dalam menetapkan tauhid rububiyah, karena mereka menetapkan tauhid rububiyah. Tapi mereka tidak mengakui adanya tauhid uluhiyah.
Penetapan sifat hidup bagi Allah
Hidupnya Allah itu sempurna. Yaitu tidak didahului oleh ketidakadaan, tidak akan diakhiri dengan kebinasaan, dan tidak disifati padanya kekurangan.
Berbeda dengan hidupnya manusia. Manusia hidup didahului oleh ketidakadaan, karena sebelumnya tidak ada kemudian jadi ada. Sedangkan Allah tidak didahului dengan ketidakadaan. Allah tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya.
Demikian pula hidupnya Allah tidak ada padanya kekurangan. Adapun manusia ditimpa tidur, ngantuk, kelelahan, sakit. Karena memang hidupnya manusia tidak sempurna. Sedangkan hidupnya Allah sempurna.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52238-ayat-kursi-surah-al-baqarah-255/